CERITA TENTANG MEULABOH DAN CALANG
CERITA TENTANG MEULABOH DAN CALANG
Diceritakan oleh: Bpk.Janed dan Ibu Emmy Hafild dari WALHI
Teman-Teman hari Sabtu pagi kemarin kami berkumpul untuk mendengarkan kisah dari seorang relawan WALHI yaitu Bpk. Janed serta juga penuturan dari Ibu Emmy Hafild (selaku mantan ketua WALHI dan saat ini menjabat Direktur Eksekutif Transparansi Internasional Indonesia) mengenai keadaan dari mulai awal bencana datang hingga situasi dan kondisi kota Meulaboh dan Calang saat ini.
Cerita dimulai dari runtutan peristiwa bencana datang. Pagi sekitar jam 08.00 pagi waktu setempat terjadi gempa yang sangat dahsyat lalu disusul dengan badai Tsunami yang ditandai dengan surutnya air laut sekitar 2-3 km kearah laut. Bayangkan betapa jauhnya air laut tersebut surut, pada saat inilah masyarakat tepi pantai baik yang memang tinggal disana maupun yang sedang berlibur berlarian untuk mengambil ikan yang menggelepar karena surutnya air. Padahal menurut Bpk. Janed peristiwa ini berlangsung lebih kurang 45 menit!! Kalau saja masyarakat mengerti bahwa tanda2 alam ini adalah awal dari sebuah malapetaka, mungkin mereka akan segera menyelamatkan diri dari bahaya yang mengancam.
Lalu cerita dilanjutkan dengan penggalangan bantuan WALHI bekerjasama dengan AL-Izhar Cinta Aceh. Saat ini penggalangan bantuan sedang dipusatkan di daerah Meulaboh dan Calang.
MEULABOH
Untuk mencapai
Dikota Meulaboh ini 2/3 dari seluruh
Kondisi para pengungsi sangat memprihatinkan, banyak anak2 yang terserang infeksi paru-paru. Anak2 tersebut memang selamat dari gelombang Tsunami, tetapi karena pada saat terseret gelombang banyak terminum air yang sudah tercampur dengan lumpur maka hal inilah yang membuat mereka lama kelamaan menjadi sesak napas yang parah dan berujung dengan kematian apabila tidak tertangani oleh bantuan medik.
Ibu Emmy pada awalnya sudah berhasil membawa 5 orang anak Aceh ke
Sumbangan dari para dermawan kepada Al-Izhar Cinta Aceh yang disalurkan melalui WALHI untuk Meulaboh saat ini difokuskan ke Ujung Fatihah. Karena di
Pengungsi2 tersebut kebanyakan wanita dan anak2 sehingga sebenarnya bantuan sebaiknya lebih baik yang ada hubungannya dengan kebutuhan pokok wanita dan anak2. Seperti misalnya : pakaian wanita & anak2 (sebaiknya baru), pakaian dalam wanita, pembalut wanita, susu, vitamin ibu hamil, makanan bayi dan anak2, sajadah dan mukenah.
Alhamdulillah, menurut penuturan Pak Juned solidaritas antara para masyarakat yang selamat dengan para korban berlangsung sangat baik. Tetapi dilain pihak disana banyak yang mulai stress dan depresi akibat dari tertimpanya musibah ini.
Menurut Pak Juned, tentara dan PMI disana juga patut diacungkan jempol karena mereka bekerja benar2 tanpa lelah dan tanpa pandang bulu. Setiap pagi sekitar jam 08.00 para tentara sudah mulai bekerja menyisir daerah untuk mengumpulkan dan mengangkat mayat-mayat yang masih bergelimpangan. Lalu mayat-mayat tersebut dikumpulkan dan diletakkan dipinggir jalan. Disinilah peran para relawan PMI untuk mengangkat mayat-mayat tersebut ke atas truk (milik PT Astra Agro Coy) yang kemudian dibawa ke daerah perbukitan untuk dikuburkan secara masal.
CALANG
Kota Calang dapat dicapai hanya melalui jalur air karena jalan darat kesana putus total. Untuk mencapai Calang dari Meulaboh harus naik kapal selama 6jam!!
Kenyataan yang ada disana menurut penuturan Pak Janed, lebih menyedihkan dan mencekam dari Meulaboh. Bayangkan dari 85 desa yang ada, sekarang hanya tertinggal 5 desa saja!! Yang lainnya hancur total rata dengan tanah. Hal ini dikarenakan sangat sulitnya mencapai daerah ini sehinga menyebabkan bantuan yang datang kepada mereka pun sangat terlambat.
Daerah Calang ini juga merupakan daerah yang tidak aman, dengan kata lain GAM masih merupakan ancaman. Terbukti ada seorang dokter yang dihadang GAM dikala akan melakukan pertolongan untuk para korban. Menyedihkan dan sangat tidak manusiawi karena saat seperti ini kok mereka masih mementingkan diri mereka sendiri!
Bantuan yang sudah disalurkan dari Al-Izhar Cinta Aceh melalui WALHI adalah sebanyak 4ton yang berisi barang2 yang dibutuhkan seperti misalnya : pakaian layak pakai, biscuit, obat2an, water purifier, selimut, makanan bayi dll. Bantuan tersebut dibagi kedua daerah yaitu Banda Aceh dan Meulaboh.
Wass,
Sari Gamareza
0 Comments:
Post a Comment
<< Home