Monday, January 10, 2005

CERITA TENTANG MEULABOH DAN CALANG

CERITA TENTANG MEULABOH DAN CALANG

Diceritakan oleh: Bpk.Janed dan Ibu Emmy Hafild dari WALHI

Teman-Teman hari Sabtu pagi kemarin kami berkumpul untuk mendengarkan kisah dari seorang relawan WALHI yaitu Bpk. Janed serta juga penuturan dari Ibu Emmy Hafild (selaku mantan ketua WALHI dan saat ini menjabat Direktur Eksekutif Transparansi Internasional Indonesia) mengenai keadaan dari mulai awal bencana datang hingga situasi dan kondisi kota Meulaboh dan Calang saat ini.

Cerita dimulai dari runtutan peristiwa bencana datang. Pagi sekitar jam 08.00 pagi waktu setempat terjadi gempa yang sangat dahsyat lalu disusul dengan badai Tsunami yang ditandai dengan surutnya air laut sekitar 2-3 km kearah laut. Bayangkan betapa jauhnya air laut tersebut surut, pada saat inilah masyarakat tepi pantai baik yang memang tinggal disana maupun yang sedang berlibur berlarian untuk mengambil ikan yang menggelepar karena surutnya air. Padahal menurut Bpk. Janed peristiwa ini berlangsung lebih kurang 45 menit!! Kalau saja masyarakat mengerti bahwa tanda2 alam ini adalah awal dari sebuah malapetaka, mungkin mereka akan segera menyelamatkan diri dari bahaya yang mengancam.

Lalu cerita dilanjutkan dengan penggalangan bantuan WALHI bekerjasama dengan AL-Izhar Cinta Aceh. Saat ini penggalangan bantuan sedang dipusatkan di daerah Meulaboh dan Calang.

MEULABOH

Untuk mencapai kota Meulaboh dengan jalan darat Bpk. Janed bercerita beliau harus melewati jalan darat dari Medan menuju Bakongan melewati S. Salam. Dari Bakongan menuju Tapak Tuan sebenarnya ada jembatan tetapi jembatan tersebut putus sehingga mereka harus menggunakan perahu guna mencapai Tapak Tuan. Dari Tapak Tuan menuju Blang Pidi masih bisa dilalui dengan jalan darat ke daerah Ujung Fatihah. Sekitar 10km dari Ujung Fatihah adalah daerah perkebunan, daerah ini juga kondisinya sangat parah karena merupakan areal perkebunan kelapa sawit. Setelah Ujung Fatihah melewati jalan darat kembali barulah kota Meulaboh dapat dicapai.

Dikota Meulaboh ini 2/3 dari seluruh kota hancur total rata dengan tanah!! Yaitu sepanjang 2km dari garis pantai sampai ke tengah kota. Yang tertinggal hanya 1/3 bagian dari kota tersebut. Mayat bergelimpangan dimana-mana, sampai hari inipun masih banyak mayat-mayat yang belum terevakuasi. Beruntung (masih merasa untung??) di bagian kota yang survive tersebut masih ada rumah sakit, kantor Bupati, mesjid dan Kompi-C yang saat ini ditempati oleh Danrem (satu-satunya tentara yang selamat? Karena semua tinggal di tepi pantai) yang dapat digunakan untuk tempat2 penggalangan bantuan.

Para pengungsi juga banyak yang tinggal didaerah Ujung Fatihah karena didaerah tersebut masih terdapat beberapa bangunan yang masih berdiri dan layak untuk ditinggali. Selain di daerah Ujung Fatihah para pengungsi juga ditempatkan di kantor Bupati, mesjid dan ruko2 yang masih tersisa.

Kondisi para pengungsi sangat memprihatinkan, banyak anak2 yang terserang infeksi paru-paru. Anak2 tersebut memang selamat dari gelombang Tsunami, tetapi karena pada saat terseret gelombang banyak terminum air yang sudah tercampur dengan lumpur maka hal inilah yang membuat mereka lama kelamaan menjadi sesak napas yang parah dan berujung dengan kematian apabila tidak tertangani oleh bantuan medik.

Ibu Emmy pada awalnya sudah berhasil membawa 5 orang anak Aceh ke Jakarta untuk dirawat dan diberikan penanganan khusus di rumah sakit. Tetapi karena keadaan mereka sudah sangat mengkhawatirkan dan paru-paru mereka sudah terinfeksi berat maka nyawa mereka satu persatu tidak dapat tertolong lagi.

Sumbangan dari para dermawan kepada Al-Izhar Cinta Aceh yang disalurkan melalui WALHI untuk Meulaboh saat ini difokuskan ke Ujung Fatihah. Karena di kota Meulaboh saat ini sudah cukup tertangani oleh pemerintah daerah dan masyarakat setempat. Sedangkan pengungsi di daerah Ujung Fatihah praktis belum sepenuhnya tertangani.

Pengungsi2 tersebut kebanyakan wanita dan anak2 sehingga sebenarnya bantuan sebaiknya lebih baik yang ada hubungannya dengan kebutuhan pokok wanita dan anak2. Seperti misalnya : pakaian wanita & anak2 (sebaiknya baru), pakaian dalam wanita, pembalut wanita, susu, vitamin ibu hamil, makanan bayi dan anak2, sajadah dan mukenah.

Alhamdulillah, menurut penuturan Pak Juned solidaritas antara para masyarakat yang selamat dengan para korban berlangsung sangat baik. Tetapi dilain pihak disana banyak yang mulai stress dan depresi akibat dari tertimpanya musibah ini.

Menurut Pak Juned, tentara dan PMI disana juga patut diacungkan jempol karena mereka bekerja benar2 tanpa lelah dan tanpa pandang bulu. Setiap pagi sekitar jam 08.00 para tentara sudah mulai bekerja menyisir daerah untuk mengumpulkan dan mengangkat mayat-mayat yang masih bergelimpangan. Lalu mayat-mayat tersebut dikumpulkan dan diletakkan dipinggir jalan. Disinilah peran para relawan PMI untuk mengangkat mayat-mayat tersebut ke atas truk (milik PT Astra Agro Coy) yang kemudian dibawa ke daerah perbukitan untuk dikuburkan secara masal.

CALANG

Kota Calang dapat dicapai hanya melalui jalur air karena jalan darat kesana putus total. Untuk mencapai Calang dari Meulaboh harus naik kapal selama 6jam!!

Kenyataan yang ada disana menurut penuturan Pak Janed, lebih menyedihkan dan mencekam dari Meulaboh. Bayangkan dari 85 desa yang ada, sekarang hanya tertinggal 5 desa saja!! Yang lainnya hancur total rata dengan tanah. Hal ini dikarenakan sangat sulitnya mencapai daerah ini sehinga menyebabkan bantuan yang datang kepada mereka pun sangat terlambat.

Daerah Calang ini juga merupakan daerah yang tidak aman, dengan kata lain GAM masih merupakan ancaman. Terbukti ada seorang dokter yang dihadang GAM dikala akan melakukan pertolongan untuk para korban. Menyedihkan dan sangat tidak manusiawi karena saat seperti ini kok mereka masih mementingkan diri mereka sendiri!

Bantuan dari Al-Izhar Cinta Aceh:

Bantuan yang sudah disalurkan dari Al-Izhar Cinta Aceh melalui WALHI adalah sebanyak 4ton yang berisi barang2 yang dibutuhkan seperti misalnya : pakaian layak pakai, biscuit, obat2an, water purifier, selimut, makanan bayi dll. Bantuan tersebut dibagi kedua daerah yaitu Banda Aceh dan Meulaboh.

Menurut keterangan dari Ibu Emmy, untuk dua minggu mendatang sebaiknya bantuan yang digalang adalah UANG. Karena sampai saat ini untuk makanan dan pakaian sudah cukup banyak untuk disalurkan kepada para korban dan pengungsi. Uang tersebut justru diperlukan untuk pengananan tahap selanjutnya yaitu tahap recovery. Pihak Ibu Emmy akan secepatnya memberikan list of basic needs kepada team agar uang sumbangan tersebut dapat dibelanjakan untuk barang2 yang tepat guna dan sesuai dengan kebutuhan dilapangan.

Demikian cerita ini, dengan harapan teman-teman semua lebih terketuk lagi nuraninya untuk terus membantu secara kontinu rakyat Aceh yang terkena musibah besar dan berskala nasional ini. Karena perjuangan kita untuk membantu mereka lepas dari musibah belum berhenti sampai disini. Masih banyak tahap lagi yang harus kita hadapi dan kerjakan untuk membuat Aceh tersenyum kembaliā€¦. Amiin..

Wass,

Sari Gamareza


0 Comments:

Post a Comment

<< Home