Sunday, January 30, 2005

Aceh Trip-devastation

The devastation is 25km++ inland-ward (satellite photos). Kalau terjadi di ancol, sampai mana, silahkan tebak.

Thanks for Mas Agus Pambagio for his intensive (almost brotherlike assistance) guidance while we were all there. Terima kasih banyak Mas!

Poetically, Allah had allowed the black water from hell to wash inland, for a reason He only Knows.

This is an extraordinary disaster of a biblical proportion that needs an extraordinary disaster management.

We just cannot cope to do it alone. Manpower, equipment, system/ methodology, money.

What these bulldozers and excavators from BUMN and swasta are doing is just clearing the debris to make way for roads only. Not enough.

The 1000 military cadets sent there will be a waste, if no equipment given to them, since they only use hands (okol, bukan akal).

The devastation will make the coastal land inhabitable for 15-to years (7 km coastal width).

TT
(Tommy Tamtomo)

Trip to Acheh

assalamualaikum:

mas tommy and myself have the privilege to go for a 'pilgrimage' to the serambi mekkah.

we were immensely moved and humbled by the scale and scope of the acheh disaster. we were devastated watching the extent of nature's power in ulee lheue - just on the north end of banda aceh.

all that we seen on the television. it was nothing compared to what we saw and experience. we were in ground zero, where everything we saw was literally crushed. whereever we saw, 180 degrees across to the distant horizon, some 3 kms radius, we can only see the silent remnants of the vicious 'air hitam' or 'black water' - the flooring
and concrete foundation of what used to be houses inhabited by what used to be the people of ulee lheue.

we found no ready reference to record what we have witnessed. some words that portrays the reality as close as possible was :
atomic bomb proportion. armageddon. kiamat kecil.

banda aceh. everywhere, remnants of the concrete-like smudge that formed from the sea sand covered most of banda aceh. the pungent smell was unmistakable and brought chills to my spine.

It will take a couple of years before the presently flooded water can recede and be inhabited by these people.

we visited lho nga the next day. the afternoon breeze that gently welcomed our presence belied the fact that only weeks before the area was ravaged by pitch-black waves towering more than the tallest tree on the region - some 50-70 meters above the sea level. the eerily tranquil afternoon hit me with a sudden enlightenment: that i am
NOTHING in the presence of the Creator.

In Aceh, God showed his presence in a grand style. Not only did God allow the waves to roam free through most of the west coastal regions of Acheh, the Divine presence is fortified by the fact that all mosques (and also churches) are intact and in decent order.

We were humbled.

We were humbled to see, and notice, the traces of God everywhere.
We were humbled to see the resilience of the acheh people.
These people have been tormented for years, since DOM back in 1989?.
We were humbled to see how these people cope to get on to real life


I am at a loss of words, everything in acheh is simply indescribable.

The Al Izhar Cinta Aceh will accordingly be reshaped (on an as.needed.basis) towards the new direction of relief effort coming into Acheh.


Wassalam,

Denny Turner
ketua beom al izhar
ortu Dira 3b/21



========================================================
Alex Noble:
If I have been of service, if I have glimpsed more of the nature and essence of ultimate good, if I am inspired to reach wider horizons of thought and action, if I am at peace with myself, it has been a successful day.


Tuesday, January 18, 2005

Kontak Medan

sms from Emmy Hafild

Kontak untuk daerah kota MEDAN, berganti menjadi

JAYA ARJUNA
Jl. Warna 30 Medan
20159 Medan - Indonesia

Telp : 061778075** - 06145234**
HP : 08116442**

Bila ada yang berkeperluan dengan MEDAN, silahkan hubungi Ibu Sari (aliz) untuk kelengkapan nomer telp.




wass
abi


Saturday, January 15, 2005

Progress report per 14 Januari 2005

Kami beritahukan pada rekan-rekan di sini bahwa fokus aktifitas "Al Izhar Cinta Aceh" saat ini adalah pada aktifitas "relief" (penyaluran logistik kebutuhan masa "emergency" pasca bencana), dan terfokus pada daerah pantai Barat Sumatra, terutama daerah Meulaboh dan sekitarnya. Kami juga saat ini sudah mulai menyalurkan supply/logistik berdasarkan laporan kebutuhan dari lapangan, sehingga lebih bersifat "pull" daripada "push".

Hal ini kami tegaskan sekaligus untuk menjawab berbagai pertanyaan ataupun komentar mengenai tingkat keterlibatan kami dalam rangka sumbangsih kami meringankan kondisi yang sedang dialami oleh masyarakat yang terkena dampak gempa dan tsunami di Aceh/Sumatera Utara.

Selama ini bantuan logistik maupun dana yang kita kumpulkan bersama, baik dari lingkungan Al Izhar maupun masyarakat sekitar, sebagian besar telah tersalurkan dengan baik melalui beberapa jalur:

- jalur yang dibuka oleh rekan ortu Emil dan Tami Arifin
- jalur yang dibuka oleh tim rekan ortu Emmy Hafild yang tergabung di Walhi
- jalur yang telah menyediakan diri, dan masih menunggu kiriman body bags dari Singapore (buset, lama amat! by the time they get here, kemana penyalurannya!!!) adalah jalur Rotary Club Deli Medan
- jalur Rotary Club Langkat yang bekerjasama dengan Aceh Sepakat

Karena jalur menuju Meulaboh dan sekitarnya memang dipersiapkan dulu oleh tim2 di atas, baik dalam persiapan jalur dan transportasi ke lokasi dari Medan serta persiapan posko di lokasi; dan juga transportasi dari Jakarta ke Medan selama ini tertangani relatif lancar, baik kerjasama kami dengan pihak Garuda/Departemen Perhubungan, jalan darat dengan tronton, dan pihak2 lain; alhamdulillah "amanah" yang dititipkan melalui Al Izhar Cinta Aceh senantiasa tersalurkan dengan baik. Kerjasama yang erat telah terjalin antara semua pihak yang selama ini terlibat dalam penyaluran penggalangan bantuan melalui posko "Al Izhar Cinta Aceh" dalam segala bentuk, tak terucapkan beribu terimakasih pada rekan2 semuanya.

Malah barusan kami masih menerima pertanyaan melalui Rony Fachry selaku Project Manager Aceh Appeal, Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia-Western Australia (yang baru mengirimkan TIGA ton barang/supply dari Perth!), apakah kami masih bisa menyalurkan barang/supply yang ingin disumbangkan oleh pihak Moslem Social and Sport Association di Western Australia!!! Terimakasih rekan Rony, nanti kami kabari kembali kalau sudah konsultasi lagi dengan rekan-rekan di lapangan. Untuk Bung Herwin, Bung Jamed dan Bung Duman (?) di Medan, moga2 masih bisa mengabari kami bagaimana kondisinya di lapangan setelah penerimaan 3 container dari Perth yang sedang dalam perjalanan saat ini.

Terlebih lagi, sekarang dengan adanya http://cintaaceh.blogspot.com serta penyebaran brosur "Reach Aceh Now" kemana-mana oleh rekan-rekan ortu di sini, kami telah mulai menerima berbagai pertanyaan, bahkan dari pihak2 di luar negeri mengenai kemungkinan2 penyaluran dana pada tahap "recovery/rehabilitasi".

Hal di atas kami angkat, mengingat memang saat ini kami sedang mencari/mencoba mengidentifikasi di sektor mana penggalangan dana yang masih berlangsung saat ini dapat tersalurkan dengan efektif, dengan keterbatasan kami yang nun jauh dari lokasi ini.

Contoh yang ditampilkan Ibu Kia Setiawan dalam postingnya sore tadi memang menjadi suatu "concern":

"Kalau ada dana sebaiknya segera dipikirkan untuk segera membangun tempat tinggal yang layak mengingat kondisi di camp2 pengungsian yang saat ini sangat memprihatinkan karena hujan yang setiap hari mengguyur Banda Aceh."

Ibu Kia dan rekan2 ortu lainnya, yang kami perlukan saat ini adalah suatu jaminan dari pihak ke-tiga di lapangan/lokasi, bahwa apapun bentuk penyaluran dana yang kami sumbangkan melalui pihak ke-tiga ini, memang dapat dipertanggungjawabkan (pada pemberi "amanah" dana tersebut) tidak saja dari penggunaan dananya, tapi lebih pada tepat-guna pemanfaatan "hasil akhir"nya (apakah berupa fasilitas, bea siswa, micro credit maupun lainnya) yang sudah disesuaikan dengan kondisi sosio-kultural masyarakat setempat.

Walaupun saat ini melalui jaringan "Al Izhar Cinta Aceh", kami sedang berupaya mengumpulkan berbagai alternatif mengenai pemanfaatan dana yang terkumpul melalui "Al Izhar Cinta Aceh", untuk nanti kami usulkan kembali ke rekan-rekan ortu sekalian untuk kelanjutan penggalangan dananya, kami tetap dan sangat terbuka dengan sumbang saran serta usulan dari rekan-rekan ortu sekalian.

Kami tidak berpretensi sebagai ahli dalam perencanaan maupun pembangunan kembali suatu daerah pasca bencana, terlebih di daerah Aceh dengan segala keunikan dari kehidupan masyarakatnya, sehingga karena itulah kami butuh bantuan dari rekan-rekan semua di sini.

Moga2 dalam posting laporan kami berikutnya, kami sudah dapat menampilkan alternatif bentuk pemanfaatan dana yang dapat kami anggap "bisa dipertanggungjawabkan", sehingga rekan-rekan ortu di sini dapat menilai sendiri apakah masih bersemangat untuk menyalurkan dana bantuan melalui "Al Izhar Cinta Aceh".

Seperti telah kami sebutkan di atas, kami butuh bantuan rekan2, terlebih rekan2 di lapangan, mengenai beragam usulan, pandangan, kondisi lapangan, dan segala bentuk informasi, sehingga penyaluran dana yang tergalang melalui "Al Izhar Cinta Aceh" dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Selamat berweekend bagi yang bisa menikmati weekend, dan sampai jumpa di "laporan" kami berikutnya.

Wass.
Sri


Friday, January 14, 2005

Puskesmas sudah operasional di Meulaboh

SMS dari Emil Arifin via rekan ortu Maya Danubrata, Jumat 14 Januari jam 19.09:

PUSKESMAS di kecamatan Meurebao salah satu daerah yg terparah di Meulaboh sudah kita beresin dan berfungsi kembali.

Sudah 3 hari berjalan dan melayani pasien berobat gratis sebanyak 160 org per hari. Kita dapat bantuan dr 3 org dari PN Timah.

PUSKESMAS buka dari jam 7 pagi sampai jam 11 malam.

Krn kita pasangin Genset, PUSKESMAS tsb satu2nya yg terang di daerah
tsb.

-->dermawan tercinta, fyi dr emil

Thursday, January 13, 2005

Kiriman alumni Al Izhar di Perth sebanyak 3 ton!!!

Pagi kemarin, Senin 10 Januari 2005, telah berangkat dari Perth, 3 container @ satu ton barang2 hasil pengumpulan alumni Al Izhar angkatan-4, Sherly Rezky, bersama masyarakat sekitar di Perth, tempat dia sedang menimba ilmu.

Ketiga container tersebut akan dikirim dalam 3 jadwal flight Garuda yang berbeda dan langsung diterbangkan ke Medan, dimana akan diterima dan disalurkan oleh staf serta para relawan rekan ortu Emmy Hafild yang tergabung dalam WALHI Medan, yaitu Bung Herwin Nasution.

Seperti telah dikisahkan oleh Bung Jamed (bukan Janed, sorrrryyyyy....) melalui penuturan rekan ortu Sari Gamareza semalam, sumbangan dari Perth akan disalurkan ke Meulaboh dan Calang, serta jalur sepanjang Tapak Tuan sampai ke Calang, yang mana jalan darat sudah terbuka dengan lebih baik, walaupun masih sulit dilalui.

Sherly silakan simak kisah Bung Jamed membuka jalur ke Meulaboh di blog kita, http://cintaaceh.blogspot.com serta perkembangan2 lain seputar Al Izhar Cinta Aceh selama ini. Moga2 kiriman dari Perth akan sampai dengan selamat di Medan dan juga di Meulaboh dan sekitarnya.

Terimakasih untuk alumni Sherly dan kawan2 di Perth, yang telah bersusah-payah berupaya mengumpulkan bantuan untuk para korban di Aceh. Semoga seluruh upaya kita bersama akan diterima dengan baik oleh pihak2 yang membutuhkan.

Wass.
Sri